Sabtu, 28 Mei 2016

PRINSIP PENANGANAN PERTAMA CEDERA OLAHRAGA

PRINSIP PENANGANAN PERTAMA CEDERA OLAHRAGA


     A. Penanganan pertama

Seorang atlet pasti pernah merasakan yang namanya cedera, dan itu sangat mengganggu mobilitas dalam berolahraga. Kondisi yang prima sangat dibutuhkan seorang atlet untuk bisa menampilkan kemampuan yang maksimal dalam setiap pertandingan.

Maka seorang atlet perlu memiliki pengetahuan tentang penanganan cedera pertama yang baik. Cedera bisa dikelompokkan dalam 2 kelompok penyebab, yaitu: overuse injury dan traumatic injury. Overuse injury adalah cedera yang disebabkan karena gerakan yang berulang-ulang dan terlalu cepat. Traumatic injury adalah cedera yang disebabkan oleh adanya benturan atau gerakan yang melebihi batas.Seorang atlet harus bisa membedakan antara kram, strain dan sprain. Cedera jenis ini sangat banyak dijumpai dalam cedera olahraga. Penanganannya pun berbeda satu sama lain. Dalam penanganan pertama, strain dan sprain kita bisa menggunakan prinsip RICE NO HARM ( tdak membahayakan)

 P (protection)
 Proteksi atau pelindungan adalah kondisi dimana atlet harus melindungi daerah cedera dari gangguan yang bisa memparah cedera.

 R(rest)
Istirahat merupakan kondisi tidak melakukan aktifitas apapun untuk daerah yang cedera, ini penting untuk kelangsungan daerah yang cedera.
 I(ice) 
Es berfungsi untuk mengurangi pembengkakakn atau odema. Caranya gunakan kompres es selama 3-5 menit setiap sekali kompres atau hentikan pada saat kulit terasa kesemutan dan dilakukan setiap tiga jam sekali selama dua hari full atau saat pembengkakan berkurang.

 C(compression)
Compress berguna untuk menghentikan aliran darah yang berlebih pada saat cedera serta mengurangi cedera.
Elevasi ini mrupakan  kondisi dimana daerah cedera harus lebih tinggi dari jantung, ini berfungsi untuk mengurangi aliran darah didaerah cedera dan juga untuk mengurangi pembengkakan.Itu merupakan penanganan dalam cedera olahraga, adapun hal-hal yang tidak dibenarkan dalam menangani cedera yang baru, yang itu kita tidak boleh melakukan HARM, yaitu:
 Heat 
Hal yang panas-panas tidak disarankan melakukannya, karena ini akan meningkatkan aliran darah ke daerah cedera sehingga mengakibatkan pembengkakan yang parah.
 Alkohol 
Meminum atau merendam daerah cedera dengan alkohol maka akan memperparah daerah cedera dan pembengkakan akan bertambah.
 Running 
Jangan memcoba berlatih pada saat cedera, kondisi seperti ini akan memperparah cedera.



 Massage
 Mindset pertama seorang atlet di Indonesia pada saat terkena cedera.Cedera dibawa tukang urut atau pijet. Ini merupakan penanganan yang sangat tidak dianjurkan karena pijet pada cedera yang baru akan merusak jaringan yang sudah cedera dan ini akan memperparah cedera. Penyembuhannya pun tidak akan maksimal.Inilah merupakan hal-hal yang tidak dibenarkan dalam penanganan cedera olah raga yaitu HARM, dan yang dianjurkan dengan menggunakan PRICE, tapi apabila atlet terkena kram atau spasme maka penanganan boleh menggunakan yang panas-panas bisa berupa balsem, counterpain dan lain sebagainnya.Untuk pemulihan yang lebih maksimal, maka atlet disarankan mengunjungi fisioterapi. Penyembuhan yang baik membuat peforma bisa maksimal dalam setiap pertandingan.


Pertama merupakan evaluasi awal tentang keadaan umum penderita, untuk menentukan apakah ada keadaan yang mengancam kelangsungan hidupnya. Bila ada tindakan pertama harus berupa penyelamatan jiwa. Setelah diketahui tidak ada hal yang membahayakan jiwa atau hal tersebut telah teratasi maka dilanjutkan upaya yang terkenal yaitu :


 1. Prinsip RICE


a. R – Rest : Istirhat, mencegah agar tidak mengalami cedera lagi dan mengurangi peredaran darah ke daerah itu. Penyembuhan karena waktu (Kravitz Len, 90:2001). Jadidiistirahatkan adalah tindakan pertolongan pertama yang esensial penting untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.


b. I – Ice  : Es, sebaiknya segera ditempelkan pada daerah yang cedera untuk menghilangkan pembengkakan. Satu bungkus es dapat ditempelkan selama 10-20 menit secara priodik dalam waktu 24 jam pertama. Langsung mesege dengan es dapat dilakukan selama 7-10 menit dengan efek yang sama. Pengobatan panas dapat dilakukan setelah 48 jam, bersamaan dengan es, untuk meningkatkan peredaran darah dan meningkatkan panas dalam badan untuk memindahkan darah dan cairan yang berlebihan(Kravitz Len, 90:2001).  Jadi terapi dingin, gunanya mengurangi pendarahan dan meredakan rasa nyeri.


c. C – Compression/Penekanan, membantu mengurangi pembekakan dan pendarahan didalam. Pembebatan adalah suatu cara yang bagus untuk melakukannya. Berhati-hatilah jangan sampai mengganggu peredaran darah karena pembebatan terlalu kencang (Kravitz Len, 90:2001). Jadi penekanan atau balut tekan gunanya membantu mengurangi pembengkakan jaringan dan pendarahan lebih lanjut.


d. E – Elevation/dinaikkan, membantu mengurangi adanya pendarahan didalam dan masuknya cairan yang berlebihan kedalam cedera. Bila mungkin, naikkan daerah yang mengalami cidera lebih tinggi dari pada jantung pada semua.kesempatan sampai pembengkakan surut periksakan ke dokter bila perlu rasa sakit yang terus-menerus, pembengkakan yang besar, dan perubahan warna yang jelas, semuanya memerlukan evaluasi. Penyebab dari terjadinya cedera harus pula dikoreksi, sehingga tidak terjadi cedera lagi. (mungkin anda memerlukan sepatu baru, mengurangi berat, latihan lebih singkat dan lain-lain). Mulailah proses rehabilitasi anda dengan perenggangan dan penguatan dan kembalilah pada tingkatan aktifitas semula stelah badan anda siap (Kravitz Len, 90:2001). Jadi peninggian daerah cedera gunanya mencegah statis, mengurangi edema (pembengkakan) dan rasa nyeri. 

2.    Penanganan Rehabilitasi Cedera
Pada masa ini rehabilitasi tergantung pada problem yang ada misalnya: Pemberian modalitas terapi fisik atau terapi dingin, cara pemberian terapi dingin sebagai berikut :
a.       Kompress dingin
Teknik : potongan es dimasukkan dalam kantong yang tidak tembus air lalu kompreskan pada bagian yang cedera.selama : 20-30 menit dengan interval kira-kira 10 menit.
b.      Massage es
Tekniknya dengan menggosok-gosokkan es yang telah dibungkus dan digosokan dengan lama 5-7 menit, dapat diulang dengan tenggang waktu 10 menit.

c.       berendam dalam ES
Tekniknya yaitu memasukkan tubuh atau bagian tubuh kedalam bak air dingin yang dicampur dengan es. Lamanya 10-20 menit.

d.      Semprot dingin
Para penggemar sepakbola tentu sering menyaksikan pemain yang cedera mendapat semprotan obat. Lalu, beberapa saat kemudian pemain itu sudah bisa berlari kembali mengejar bola. Sebenarnya sehebat apa sih obat spray itu Obat semprot itu merupakan chlor etil, bahan kimia yang pada saat bersentuhan dengan kulit menimbulkan reaksi dingin. Rasa dingin itu dipakai sebagai pereda sakit, namun sebenarnya juga berfungsi untuk menghentikan perdarahan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar