Sabtu, 28 Mei 2016

Tindakan Massage

TERAPI MASSAGE/PIJAT

§  Terapi massage adalah terapi yang menggunakan manipulasi secara fisik dengan beberapa teknik yang ada seperti effleurage, friction dan  petrissase pada jaringan-jaringan lunak diseluruh tubuh atau bagian tubuh yang mengalami cedera. Terapi massasge sekarang berkembang pesat dalam dunia olahraga terutama digunakan untuk penanganan-penangan kasus cedera yang dialami oleh atlet saat beraktifitas dilapangan. 
Manfaat Terapi Massage/ Pijat:
§        Melepaskan ketegangan otot kronis
§        mengurangi rasa sakit
§        meningkatkan sirkulasi darah
§        Meningkatkan fleksibilitas sendi
§        Mengurangi kelelahan mental & fisik & stres
§        Mempromosikan penyembuhan lebih cepat dari jaringan otot terluka
§        Mengurangi tekanan darah
§        Memposisikan sendi yang cedera 
Massage  juga bermanfaat bagi atlet dapat membantu:
§        tidur menjadi lebih baik
§        meningkatkan konsentrasi
§        Mengurangi kecemasan
Massage setelah latihan yang berat, fisik, hiking, bersepeda gunung, mendaki, bermain golf atau ski: Setelah Anda melatih otot-otot Anda mungkin merasa sakit, kaku & lelah. Maasage dapat membantu dengan salah satu dari berikut:
§        Peregangan & memperpanjang otot dipersingkat
§        mengurangi kejang
§        meningkatkan sirkulasi
§        Mempercepat penghapusan produk limbah atau asam laktat yang dapat membuat otot-otot Anda sakit
§        Membawa oksigen dan nutrisi otot Anda keseluruh tubuh
§        Setelah Massage, kami selalu menyarankan agar Anda minum banyak air.

Contoh kasus yang dapat di Therapy Massage:
§  Cedera Angkel (Kesleo pada pergelangan kaki)
§  Cedera Lutut (Strain maupun Sprain pada ligament lutut)
§  Cedera Bahu (Dislokasi bahu maupun ligament)
§  Cedera Elbo (Kesleo pada lengan)
§  Cedera Pinggang (Kesleo atau ketarik pada otot pinggang)
§  Cedera Panggul
§  Cedera Punggung
§  Cedera Hamstring/Paha (Ketarik otot paha)
§  Cedera Strain/Sparint Ligamen/otot besar
§  Cedera Jari-Jari tangan (kesleo atau dislokasi )
§  Cedera Low Back Paint (nyeri pinggang)
§  Cedera Ischialgia merupakan suatu kondisi dimana terjadinya penjepitan saraf di daerah bokong/ pantat ( Nervus Ischiadicus)
§  strain
§  tendonitis
§  sakit kepala
§  migren
Dan berbagai macam cedera olahragamaupun aktivitas bukan olahraga lainnya


PRINSIP PENANGANAN PERTAMA CEDERA OLAHRAGA

PRINSIP PENANGANAN PERTAMA CEDERA OLAHRAGA


     A. Penanganan pertama

Seorang atlet pasti pernah merasakan yang namanya cedera, dan itu sangat mengganggu mobilitas dalam berolahraga. Kondisi yang prima sangat dibutuhkan seorang atlet untuk bisa menampilkan kemampuan yang maksimal dalam setiap pertandingan.

Maka seorang atlet perlu memiliki pengetahuan tentang penanganan cedera pertama yang baik. Cedera bisa dikelompokkan dalam 2 kelompok penyebab, yaitu: overuse injury dan traumatic injury. Overuse injury adalah cedera yang disebabkan karena gerakan yang berulang-ulang dan terlalu cepat. Traumatic injury adalah cedera yang disebabkan oleh adanya benturan atau gerakan yang melebihi batas.Seorang atlet harus bisa membedakan antara kram, strain dan sprain. Cedera jenis ini sangat banyak dijumpai dalam cedera olahraga. Penanganannya pun berbeda satu sama lain. Dalam penanganan pertama, strain dan sprain kita bisa menggunakan prinsip RICE NO HARM ( tdak membahayakan)

 P (protection)
 Proteksi atau pelindungan adalah kondisi dimana atlet harus melindungi daerah cedera dari gangguan yang bisa memparah cedera.

 R(rest)
Istirahat merupakan kondisi tidak melakukan aktifitas apapun untuk daerah yang cedera, ini penting untuk kelangsungan daerah yang cedera.
 I(ice) 
Es berfungsi untuk mengurangi pembengkakakn atau odema. Caranya gunakan kompres es selama 3-5 menit setiap sekali kompres atau hentikan pada saat kulit terasa kesemutan dan dilakukan setiap tiga jam sekali selama dua hari full atau saat pembengkakan berkurang.

 C(compression)
Compress berguna untuk menghentikan aliran darah yang berlebih pada saat cedera serta mengurangi cedera.
Elevasi ini mrupakan  kondisi dimana daerah cedera harus lebih tinggi dari jantung, ini berfungsi untuk mengurangi aliran darah didaerah cedera dan juga untuk mengurangi pembengkakan.Itu merupakan penanganan dalam cedera olahraga, adapun hal-hal yang tidak dibenarkan dalam menangani cedera yang baru, yang itu kita tidak boleh melakukan HARM, yaitu:
 Heat 
Hal yang panas-panas tidak disarankan melakukannya, karena ini akan meningkatkan aliran darah ke daerah cedera sehingga mengakibatkan pembengkakan yang parah.
 Alkohol 
Meminum atau merendam daerah cedera dengan alkohol maka akan memperparah daerah cedera dan pembengkakan akan bertambah.
 Running 
Jangan memcoba berlatih pada saat cedera, kondisi seperti ini akan memperparah cedera.



 Massage
 Mindset pertama seorang atlet di Indonesia pada saat terkena cedera.Cedera dibawa tukang urut atau pijet. Ini merupakan penanganan yang sangat tidak dianjurkan karena pijet pada cedera yang baru akan merusak jaringan yang sudah cedera dan ini akan memperparah cedera. Penyembuhannya pun tidak akan maksimal.Inilah merupakan hal-hal yang tidak dibenarkan dalam penanganan cedera olah raga yaitu HARM, dan yang dianjurkan dengan menggunakan PRICE, tapi apabila atlet terkena kram atau spasme maka penanganan boleh menggunakan yang panas-panas bisa berupa balsem, counterpain dan lain sebagainnya.Untuk pemulihan yang lebih maksimal, maka atlet disarankan mengunjungi fisioterapi. Penyembuhan yang baik membuat peforma bisa maksimal dalam setiap pertandingan.


Pertama merupakan evaluasi awal tentang keadaan umum penderita, untuk menentukan apakah ada keadaan yang mengancam kelangsungan hidupnya. Bila ada tindakan pertama harus berupa penyelamatan jiwa. Setelah diketahui tidak ada hal yang membahayakan jiwa atau hal tersebut telah teratasi maka dilanjutkan upaya yang terkenal yaitu :


 1. Prinsip RICE


a. R – Rest : Istirhat, mencegah agar tidak mengalami cedera lagi dan mengurangi peredaran darah ke daerah itu. Penyembuhan karena waktu (Kravitz Len, 90:2001). Jadidiistirahatkan adalah tindakan pertolongan pertama yang esensial penting untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.


b. I – Ice  : Es, sebaiknya segera ditempelkan pada daerah yang cedera untuk menghilangkan pembengkakan. Satu bungkus es dapat ditempelkan selama 10-20 menit secara priodik dalam waktu 24 jam pertama. Langsung mesege dengan es dapat dilakukan selama 7-10 menit dengan efek yang sama. Pengobatan panas dapat dilakukan setelah 48 jam, bersamaan dengan es, untuk meningkatkan peredaran darah dan meningkatkan panas dalam badan untuk memindahkan darah dan cairan yang berlebihan(Kravitz Len, 90:2001).  Jadi terapi dingin, gunanya mengurangi pendarahan dan meredakan rasa nyeri.


c. C – Compression/Penekanan, membantu mengurangi pembekakan dan pendarahan didalam. Pembebatan adalah suatu cara yang bagus untuk melakukannya. Berhati-hatilah jangan sampai mengganggu peredaran darah karena pembebatan terlalu kencang (Kravitz Len, 90:2001). Jadi penekanan atau balut tekan gunanya membantu mengurangi pembengkakan jaringan dan pendarahan lebih lanjut.


d. E – Elevation/dinaikkan, membantu mengurangi adanya pendarahan didalam dan masuknya cairan yang berlebihan kedalam cedera. Bila mungkin, naikkan daerah yang mengalami cidera lebih tinggi dari pada jantung pada semua.kesempatan sampai pembengkakan surut periksakan ke dokter bila perlu rasa sakit yang terus-menerus, pembengkakan yang besar, dan perubahan warna yang jelas, semuanya memerlukan evaluasi. Penyebab dari terjadinya cedera harus pula dikoreksi, sehingga tidak terjadi cedera lagi. (mungkin anda memerlukan sepatu baru, mengurangi berat, latihan lebih singkat dan lain-lain). Mulailah proses rehabilitasi anda dengan perenggangan dan penguatan dan kembalilah pada tingkatan aktifitas semula stelah badan anda siap (Kravitz Len, 90:2001). Jadi peninggian daerah cedera gunanya mencegah statis, mengurangi edema (pembengkakan) dan rasa nyeri. 

2.    Penanganan Rehabilitasi Cedera
Pada masa ini rehabilitasi tergantung pada problem yang ada misalnya: Pemberian modalitas terapi fisik atau terapi dingin, cara pemberian terapi dingin sebagai berikut :
a.       Kompress dingin
Teknik : potongan es dimasukkan dalam kantong yang tidak tembus air lalu kompreskan pada bagian yang cedera.selama : 20-30 menit dengan interval kira-kira 10 menit.
b.      Massage es
Tekniknya dengan menggosok-gosokkan es yang telah dibungkus dan digosokan dengan lama 5-7 menit, dapat diulang dengan tenggang waktu 10 menit.

c.       berendam dalam ES
Tekniknya yaitu memasukkan tubuh atau bagian tubuh kedalam bak air dingin yang dicampur dengan es. Lamanya 10-20 menit.

d.      Semprot dingin
Para penggemar sepakbola tentu sering menyaksikan pemain yang cedera mendapat semprotan obat. Lalu, beberapa saat kemudian pemain itu sudah bisa berlari kembali mengejar bola. Sebenarnya sehebat apa sih obat spray itu Obat semprot itu merupakan chlor etil, bahan kimia yang pada saat bersentuhan dengan kulit menimbulkan reaksi dingin. Rasa dingin itu dipakai sebagai pereda sakit, namun sebenarnya juga berfungsi untuk menghentikan perdarahan




Selasa, 24 Mei 2016

PINGSAN



         Pingsan adalah hilangnya kesadaran sementara yang terjadi secara tiba-tiba dan sering menyebabkan orang yang mengalaminya terjatuh. Kondisi yang memiliki istilah medis ‘sinkop’ ini termasuk kondisi yang umum terjadi. Diperkirakan sekitar dua dari lima orang pernah mengalaminya.
Secara umum, pingsan cenderung dialami oleh orang-orang sebelum usia 40 tahun. Sedangkan pingsan yang dialami setelah berusia 40 tahun kemungkinan mengindikasikan masalah kesehatan yang serius.

Gejala-gejala Pingsan
Pingsan dapat terjadi saat seseorang duduk, berdiri, atau karena terlalu cepat bangkit berdiri. Orang yang mengalami kondisi ini cenderung tidak merasakan gejala apa pun sebelum kehilangan kesadaran. Jika ada gejala yang dialami, beberapa di antaranya meliputi:
  • Berkeringat dingin.
  • Menguap.
  • Mual.
  • Linglung.
  • Pandangan kabur.
  • Telinga berdenging.
Kesadaran Anda akan kembali dalam waktu singkat, umumnya dalam beberapa detik. Jika ada orang yang tidak kunjung sadar setelah satu hingga dua menit, segera hubungi ke rumah sakit.
Setelah tersadar, pengidap sering merasa kebingungan disertai lemas selama kurang lebih 30 menit. Pengidap juga terkadang tidak bisa mengingat apa yang dilakukan sebelum pingsan.

Faktor Penyebab Pingsan
Pingsan bisa terjadi saat tekanan darah mendadak turun yang mengakibatkan berkurangnya aliran darah ke otak. Hal inilah yang menyebabkan otak kekurangan oksigen.
Penurunan aliran darah ini biasanya akan langsung diseimbangkan oleh tubuh secara otomatis. Tetapi jika proses penyesuaian tersebut memakan waktu terlalu lama, Anda akan berpotensi mengalami pingsan. Penyebab di balik penurunan aliran darah ke otak bisa beragam, misalnya:
  • Malafungsi yang bersifat sementara pada sistem saraf otonom, yaitu sistem saraf yang mengendalikan fungsi otonom (tidak dapat dikendalikan secara sadar atau seperti otomatis) tubuh (seperti detak jantung dan tekanan darah). Ini merupakan penyebab di balik sebagian besar kasus pingsan. Gangguan fungsi ini dapat dipicu oleh stres, rasa sakit yang terjadi tiba-tiba, berdiri terlalu lama, tertawa, serta bersin.
  • Tekanan darah yang mendadak turun, misalnya karena terlalu cepat berdiri dari posisi duduk atau tidur, diabetes, dehidrasi, gangguan saraf, serta obat-obatan (misalnya, obat anti-hipertensi atau antikonvulsan).
  • Gangguan jantung. Kondisi ini bisa mengganggu kelancaran aliran darah ke otak.
  • Kejang, terutama kejang anosik refleks. Jenis kejang ini lebih sering dialami oleh anak-anak, khususnya saat mereka menangis kejer.
Diagnosis dan Pencegahan Pingsan
Sebagian besar orang yang pernah pingsan belum tentu mengidap masalah kesehatan tertentu. Pingsan juga umumnya tidak membutuhkan penanganan khusus.
Meski demikian, Anda sebaiknya tetap memeriksakan diri ke dokter. Pingsan juga bisa menjadi indikasi dari penyakit serius, terutama jika Anda:
  • Tidak sadarkan diri selama lebih dari 1-2 menit.
  • Sebelumnya tidak pernah pingsan.
  • Pernah berulang kali mengalami pingsan.
  • Sedang hamil.
  • Mengidap diabetes.
  • Pernah mengidap penyakit jantung.
  • Cedera saat pingsan.
  • Mengalami sakit dada.
  • Mengalami detak jantung tidak beraturan.
  • Tidak bisa mengendalikan fungsi saluran pencernaan atau kemih.
  • Kesulitan berbicara.
  • Mengalami gangguan pada penglihatan.
  • Tidak bisa menggerakkan tangan atau kaki.
Pada tahap awal diagnosis, dokter akan memeriksa kondisi fisik dan menanyakan gejala-gejala yang Anda alami sebelum pingsan. Begitu juga dengan riwayat kesehatan Anda serta keluarga. Jika dibutuhkan, dokter akan menganjurkan pemeriksaan yang umumnya meliputi:
  • Tes darah.
  • Elektrokardiogram (ECG).
  • Tes sinus karotis untuk memeriksa kepekaan sinus karotis terhadap rangsangan tekanan darah.
Penanganan yang diberikan oleh dokter tergantung pada hasil diagnosis Anda. Langkah penanganan umumnya tidak dibutuhkan jika tidak ada penyakit tertentu yang menjadi penyebab Anda pingsan.
Sebagai langkah penanggulangan, Anda juga bisa melakukan beberapa hal untuk berjaga-jaga. Langkah-langkah pencegahan tersebut adalah:
  • Menghindari faktor yang mungkin menjadi pemicu, misalnya stres atau cuaca panas.
  • Mengenali gejala-gejala tertentu yang Anda alami sebelum pingsan, misalnya pusing atau berkeringat dingin.
  • Segera berbaring atau duduk jika merasakan tanda-tanda akan pingsan.
Langkah Tepat untuk Menangani Seseorang yang Pingsan
Penanganan utama saat seseorang pingsan adalah dengan meningkatkan aliran darah ke otak agar kebutuhan oksigen tercukupi. Proses ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

  • Periksa pernapasan pasien.
  • Baringkan pasien dan letakkan kakinya lebih tinggi dari jantung. Jika situasi ini tidak memungkinkan, dudukkan pasien dan letakkan kepalanya di antara lutut dengan membungkuk.
  • Longgarkan pakaian atau aksesori yang terlalu ketat, misalnya ikat pinggang.
  • Jika pasien tidak kunjung sadar selama lebih dari dua menit, segera hubungi rumah sakit agar penanganan darurat dapat dilakukan. Selama menunggu, baringkan pasien pada posisi miring, letakkan kepala pasien pada posisi menengadah agar saluran pernapasannya lancar, dan pantau pernapasan serta denyut nadinya.