Selasa, 29 Maret 2016

PENGERTIAN KEBUGARAN JASMANI



           PENGERTIAN KEBUGARAN JASMANI
Kebugaran jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelahan yang berarti. Hal ini hampir sama dengan pengertian kebugaran jasmani yang dikemukakan oleh Sudarno (1992:9) bahwa kebugaran jasmani adalah suatu keadaan saat tubuh mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan tubuh masih memiliki cadangan tenaga baik untuk mengatasi cadangan mendadak maupun yang darurat.
Pengertian kebugaran jasmani menurut Prof. Sutarman adalah suatu aspek, yaitu aspek fisik dan kebugaran yang menyeluruh (total fitness) yang member kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan fisik (physical stress) yang layak. Sedangkan Prof. Soedjatmo Soemowardoyo menyatakan  bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan !ungsi alat tubuhnya dalam batas fisologi terhadap lingkungan (ketinggian, kelembapan suhu, dan sebagainya) dan atau kerja fisik dengan yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan. Secara umum pengertian kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan pekerjaan sehari hari dengan ringan dan mudah tanpa merasakan kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain.

 TES KEBUGARAN JASMANI
Tes adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mendapatkan suatu informasi tentang individu atau objek-objek. Instrumen ini dapat berupa pertanyaan yang ditulis di atas kertas atau berupa wawancara, pengamatan tentang unjuk kerja fisik yang diminta, atau pengamatan tentang tingkah laku melalui check list atau catatan yang bersifat anekdot. Sedangkan pengukuran adalah suatu proses pengumpulan informasi. Melaksanakan suatu tes adalah bagian dari proses pengukuran. Evaluasi adalah proses penentuan nilai atau harga dari data yang terkumpul. Evaluasi ini mencakup testing dari pengukuran.

Pengukuran kesegaran jasmani para siswa merupakan bagian penting dari kegiatan pengukuran dan evaluasi dalam pendidikan jasmani. Hasil pengukuran dapat digunakan untuk menafsirkan tingkat keberhasilan program. Di samping itu, juga untuk tindakan penyempurnaan isi program dan bahkan metode pelaksanaannya. Sehubungan dengan hal tersebut, tes perlu dipilih dengan mengikuti kaidah atau kriteria tertentu.
Fungsi kesegaran jasmani dalam Pendidikan Jasmani untuk pelajar khususnya di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai berikut.
a.       Mengukur kemampuan fisik siswa.
b.      Menentukan suatu kondisi fisik siswa.
c.       Menilai kemampuan fisik siswa sebagai salah satu tujuan dari pengajaran Pendidikan Jasmani.
d.      Mengetahui perkembangan kemampuan fisik siswa.
e.       Sebagai salah satu bahan untuk memberikan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran jasmani siswa.
Untuk mengetahui derajat kesegaran jasmani pelajar di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), telah disusun Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk pelajar di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau untuk kelompok umur 16-19 tahun. Tes tersebut merupakan rangkaian tes yang terdiri atas hal berikut.
1.      Lari cepat 60 m.
2.      Gantung angkat tubuh 60 detik untuk putra dan 30 detik untuk putri.
3.      Baring duduk 60 detik.
4.      Loncat tegak.
5.      Lari 1200 m untuk putra dan 1000 m untuk putri.
Petunjuk pelaksanaan tes kebugaran jasmani untuk siswa adalah sebagai berikut.
1. Lari 60 meter
Tujuan : untuk mengukur kecepatan lari siswa.
Perlengkapan : lintasan lari yang lurus, datar, rata, tidak licin; bendera start dan tiang pancang; peluit; stopwatch; serbuk kapur; formulir tes dan alat tulis; nomor dada.
Pelaksanaan :
a.       Peserta tes berdiri di belakang garis start.
b.      Pada aba-aba "siap" mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari.
c.       Pada aba-aba "ya" peserta tes berlari secepat mungkin menuju garis finish menempuh jarak 60 meter.
d.      Apabila peserta mencuri start, tidak melewati garis finish atau terganggu pelari lain, maka tes harus diulang.
e.       Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai peserta tepat melintasi garis finish.
Penilaian :
a.       Hasil yang dicatat adalah waktu yang digunakan peserta untuk berlari menempuh jarak 60 meter.
b.      Angka dicatat sampai per seratus detik bila stopwatchnya digital. Bila manual sampai per sepuluh.
2. Gantung siku tekuk/angkat tubuh (30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra)
Tujuan : untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan bahu.
Perlengkapan : palang tunggal yang diatur ketinggiannya, stopwatch. formulir tes dan alat tulis, nomor dada, serbuk kapur atau magnesium.
Pelaksanaan :
a.       Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta tes.
b.      Peserta tes berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu, pegangan telapak tangan menghadap ke arah kepala.
c.       Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta tes melompat ke atas sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin.
d.      Selama melakukan gerakan, mulai dari kepala hingga ujung kaki tetap merupakan satu garis lurus.
e.       Gerakan ini dilakukan sebanyak mungkin tanpa istirahat (30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra).
f.       Gerakan peserta dianggap gagal bila ketika mengangkat badan disertai ayunan, dagu tidak sampai palang, dan ketika kembali ke sikap permulaan kedua lengan tidak lurus.
Penilaian :
a.       Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai peserta untuk mempertahankan sikap gantung siku ditekuk. Dicatat dalam satuan detik.
b.      Bila peserta tidak dapat melakukan sikap tersebut dinyatakan gagal dan diberi nilai nol.
3. Baring duduk
Tujuan : untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut.
Perlengkapan : lantai/lapangan rumput yang rata dan bersih, stopwatch, nomor dada, formulir tes, dan alat tulis.
Pelaksanaan :
a.       Peserta berbaring telentang di lantai. Kedua lutut ditekuk dengan sudut 90 derajat. Jari-jari kedua tangan bersilangan dan diletakkan di belakang kepala.
b.      Peserta lain bertugas memegang atau menekan kedua kaki agar tidak terangkat ketika melakukan gerakan bangun.
c.       Pada aba-aba "ya", peserta bangun sampai kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap semula.
d.      Gerakan ini dilakukan berulang-ulang secepatnya, selama waktu yang ditentukan (60 detik). Gerakan tidak dihitung bila tangan peserta terlepas sehingga jari-jarinya tidak terjalin lagi, kedua siku tidak menyentuh paha, serta mempergunakan siku untuk membantu menolak tubuhnya.
Penilaian :
a.       Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan yang dapat dilakukan dengan benar selama waktu yang ditentukan.
b.      Gerakan yang tidak dilakukan secara benar diberi nilai nol. 
4. Loncat tegak
Tujuan : untuk mengukur daya ledak tenaga eksplosif otot tungkai.
Perlengkapan : papan berskala sentimeter berukuran 30x150 cm yang dipasang di dinding (jarak angka 0 [nol] pada skala dari lantai adalah 150 cm, tingkat ketelitiannya hingga 1 cm), bubuk kapur, alat penghapus, nomor dada, formulir tes, dan alat tulis.
Pelaksanaan : 
a.       Peserta berdiri menyamping arah dinding, kedua kaki rapat, ujung jari tangan yang dekat dinding dibubuhi bubuk kapur.
b.      Satu tangan peserta yang dekat dinding menjangkau ke atas setinggi mungkin, kaki tetap menempel di lantai. Catat jangkauannya pada bekas ujung jari tengah sebagai tinggi raihan.
c.       Peserta meloncat ke atas setinggi mungkin dan menyentuh papan. Lakukan tiga kali loncatan. Catat tinggi loncatannya pada bekas ujung jari tengah.
d.      Posisi awal ketika meloncat adalah telapak kaki tetap menempel di lantai, lutut ditekuk, tangan lurus agak di belakang.
e.       Tidak boleh melakukan awalan ketika akan meloncat ke atas.
Penilaian :
a.       Ukur selisih antara tinggi loncatan dan tinggi raihan.
b.      Nilai yang diperoleh peserta adalah selisih yang terbanyak antara tinggi loncatan dan tinggi raihan dari ketiga loncatan yang dilakukan.
5. Lari 1200 meter (putra) dan 1000 meter (putri)
Tujuan : untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah, dan pernapasan.
Perlengkapan : lintasan lari, stopwatch, bendera start, peluit, tiang pancang, nomor dada, formulir tes, dan alat tulis.
Pelaksanaan :
a.       Peserta berdiri di belakang garis start.
b.      Pada aba-aba "siap" peserta mengambil sikap start berdiri, dan siap untuk lari.
c.       Pada aba-aba "ya" peserta berlari menuju garis finish menempuh jarak yang ditentukan.
d.      Lari harus diulang apabila peserta mencuri start atau tidak melewati garis finish.

Penilaian :
a.       Pengambilan waktu dimulai saat bendera start diangkat sampai peserta melewati garis finish.
b.      Hasil yang dicatat adalah waktu yang digunakan peserta untuk menempuh jarak 1200 meter untuk putra dan 100 meter untuk putri. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik.


 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar