PENGERTIAN
KEBUGARAN JASMANI
Kebugaran jasmani adalah kesanggupan
tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelahan yang berarti. Hal ini
hampir sama dengan pengertian kebugaran jasmani yang dikemukakan oleh Sudarno
(1992:9) bahwa kebugaran jasmani
adalah suatu keadaan saat tubuh mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik
dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan tubuh masih memiliki cadangan
tenaga baik untuk mengatasi cadangan mendadak maupun yang darurat.
Pengertian kebugaran jasmani menurut
Prof. Sutarman adalah suatu aspek, yaitu aspek fisik dan kebugaran yang
menyeluruh (total fitness) yang member kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan
hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan fisik
(physical stress) yang layak. Sedangkan Prof. Soedjatmo Soemowardoyo menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk
menyesuaikan !ungsi alat tubuhnya dalam batas fisologi terhadap lingkungan (ketinggian,
kelembapan suhu, dan sebagainya) dan atau kerja fisik dengan yang cukup efisien
tanpa lelah secara berlebihan. Secara umum pengertian kebugaran jasmani adalah
kemampuan seseorang untuk menjalankan pekerjaan sehari hari dengan ringan dan
mudah tanpa merasakan kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan
tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain.
TES KEBUGARAN JASMANI
TES KEBUGARAN JASMANI
Tes
adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mendapatkan suatu informasi tentang
individu atau objek-objek. Instrumen ini dapat berupa pertanyaan yang ditulis
di atas kertas atau berupa wawancara, pengamatan tentang unjuk kerja fisik yang
diminta, atau pengamatan tentang tingkah laku melalui check list atau catatan
yang bersifat anekdot. Sedangkan pengukuran adalah suatu proses pengumpulan
informasi. Melaksanakan suatu tes adalah bagian dari proses pengukuran.
Evaluasi adalah proses penentuan nilai atau harga dari data yang terkumpul.
Evaluasi ini mencakup testing dari pengukuran.
Pengukuran
kesegaran jasmani para siswa merupakan bagian penting dari kegiatan pengukuran
dan evaluasi dalam pendidikan jasmani. Hasil pengukuran dapat digunakan untuk
menafsirkan tingkat keberhasilan program. Di samping itu, juga untuk tindakan
penyempurnaan isi program dan bahkan metode pelaksanaannya. Sehubungan dengan
hal tersebut, tes perlu dipilih dengan mengikuti kaidah atau kriteria tertentu.
Fungsi
kesegaran jasmani dalam Pendidikan Jasmani untuk pelajar khususnya di tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai berikut.
a. Mengukur
kemampuan fisik siswa.
b. Menentukan
suatu kondisi fisik siswa.
c. Menilai
kemampuan fisik siswa sebagai salah satu tujuan dari pengajaran Pendidikan
Jasmani.
d. Mengetahui
perkembangan kemampuan fisik siswa.
e. Sebagai
salah satu bahan untuk memberikan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran
jasmani siswa.
Untuk
mengetahui derajat kesegaran jasmani pelajar di tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA), telah disusun Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk pelajar di tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA) atau untuk kelompok umur 16-19 tahun. Tes tersebut
merupakan rangkaian tes yang terdiri atas hal berikut.
1. Lari
cepat 60 m.
2. Gantung
angkat tubuh 60 detik untuk putra dan 30 detik untuk putri.
3. Baring
duduk 60 detik.
4. Loncat
tegak.
5. Lari
1200 m untuk putra dan 1000 m untuk putri.
Petunjuk
pelaksanaan tes kebugaran jasmani untuk siswa adalah sebagai berikut.
1.
Lari 60 meter
Tujuan :
untuk mengukur kecepatan lari siswa.
Perlengkapan
: lintasan lari yang lurus, datar, rata, tidak licin; bendera start dan tiang
pancang; peluit; stopwatch; serbuk kapur; formulir tes dan alat tulis; nomor
dada.
Pelaksanaan
:
a. Peserta
tes berdiri di belakang garis start.
b. Pada
aba-aba "siap" mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari.
c. Pada
aba-aba "ya" peserta tes berlari secepat mungkin menuju garis finish
menempuh jarak 60 meter.
d. Apabila
peserta mencuri start, tidak melewati garis finish atau terganggu pelari lain,
maka tes harus diulang.
e. Pengukuran
waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai peserta tepat melintasi garis
finish.
Penilaian
:
a. Hasil
yang dicatat adalah waktu yang digunakan peserta untuk berlari menempuh jarak
60 meter.
b. Angka
dicatat sampai per seratus detik bila stopwatchnya digital. Bila manual sampai
per sepuluh.
2.
Gantung siku tekuk/angkat tubuh (30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra)
Tujuan
: untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan bahu.
Perlengkapan
: palang tunggal yang diatur ketinggiannya, stopwatch. formulir tes dan alat
tulis, nomor dada, serbuk kapur atau magnesium.
Pelaksanaan
:
a. Palang
tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta tes.
b. Peserta
tes berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang
tunggal selebar bahu, pegangan telapak tangan menghadap ke arah kepala.
c. Dengan
bantuan tolakan kedua kaki, peserta tes melompat ke atas sampai mencapai sikap
bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang. Sikap tersebut dipertahankan
selama mungkin.
d. Selama
melakukan gerakan, mulai dari kepala hingga ujung kaki tetap merupakan satu
garis lurus.
e. Gerakan
ini dilakukan sebanyak mungkin tanpa istirahat (30 detik untuk putri dan 60
detik untuk putra).
f. Gerakan
peserta dianggap gagal bila ketika mengangkat badan disertai ayunan, dagu tidak
sampai palang, dan ketika kembali ke sikap permulaan kedua lengan tidak lurus.
Penilaian
:
a. Hasil
yang dicatat adalah waktu yang dicapai peserta untuk mempertahankan sikap
gantung siku ditekuk. Dicatat dalam satuan detik.
b. Bila
peserta tidak dapat melakukan sikap tersebut dinyatakan gagal dan diberi nilai
nol.
3.
Baring duduk
Tujuan
: untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut.
Perlengkapan
: lantai/lapangan rumput yang rata dan bersih, stopwatch, nomor dada, formulir
tes, dan alat tulis.
Pelaksanaan
:
a. Peserta
berbaring telentang di lantai. Kedua lutut ditekuk dengan sudut 90 derajat.
Jari-jari kedua tangan bersilangan dan diletakkan di belakang kepala.
b. Peserta
lain bertugas memegang atau menekan kedua kaki agar tidak terangkat ketika
melakukan gerakan bangun.
c. Pada
aba-aba "ya", peserta bangun sampai kedua sikunya menyentuh paha,
kemudian kembali ke sikap semula.
d. Gerakan
ini dilakukan berulang-ulang secepatnya, selama waktu yang ditentukan (60
detik). Gerakan tidak dihitung bila tangan peserta terlepas sehingga
jari-jarinya tidak terjalin lagi, kedua siku tidak menyentuh paha, serta
mempergunakan siku untuk membantu menolak tubuhnya.
Penilaian
:
a. Hasil
yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan yang dapat dilakukan dengan
benar selama waktu yang ditentukan.
b. Gerakan
yang tidak dilakukan secara benar diberi nilai nol.
4.
Loncat tegak
Tujuan
: untuk mengukur daya ledak tenaga eksplosif otot tungkai.
Perlengkapan
: papan berskala sentimeter berukuran 30x150 cm yang dipasang di dinding (jarak
angka 0 [nol] pada skala dari lantai adalah 150 cm, tingkat ketelitiannya
hingga 1 cm), bubuk kapur, alat penghapus, nomor dada, formulir tes, dan alat
tulis.
Pelaksanaan
:
a. Peserta
berdiri menyamping arah dinding, kedua kaki rapat, ujung jari tangan yang dekat
dinding dibubuhi bubuk kapur.
b. Satu
tangan peserta yang dekat dinding menjangkau ke atas setinggi mungkin, kaki
tetap menempel di lantai. Catat jangkauannya pada bekas ujung jari tengah
sebagai tinggi raihan.
c. Peserta
meloncat ke atas setinggi mungkin dan menyentuh papan. Lakukan tiga kali
loncatan. Catat tinggi loncatannya pada bekas ujung jari tengah.
d. Posisi
awal ketika meloncat adalah telapak kaki tetap menempel di lantai, lutut
ditekuk, tangan lurus agak di belakang.
e. Tidak
boleh melakukan awalan ketika akan meloncat ke atas.
Penilaian
:
a. Ukur
selisih antara tinggi loncatan dan tinggi raihan.
b. Nilai
yang diperoleh peserta adalah selisih yang terbanyak antara tinggi loncatan dan
tinggi raihan dari ketiga loncatan yang dilakukan.
5.
Lari 1200 meter (putra) dan 1000 meter (putri)
Tujuan
: untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah, dan pernapasan.
Perlengkapan
: lintasan lari, stopwatch, bendera start, peluit, tiang pancang, nomor dada,
formulir tes, dan alat tulis.
Pelaksanaan
:
a. Peserta
berdiri di belakang garis start.
b. Pada
aba-aba "siap" peserta mengambil sikap start berdiri, dan siap untuk
lari.
c. Pada
aba-aba "ya" peserta berlari menuju garis finish menempuh jarak yang
ditentukan.
d. Lari
harus diulang apabila peserta mencuri start atau tidak melewati garis finish.
Penilaian
:
a. Pengambilan
waktu dimulai saat bendera start diangkat sampai peserta melewati garis finish.
b. Hasil
yang dicatat adalah waktu yang digunakan peserta untuk menempuh jarak 1200
meter untuk putra dan 100 meter untuk putri. Waktu dicatat dalam satuan menit
dan detik.