Selasa, 26 April 2016

KLASIFIKASI CEDERA PADA OLAHRAGA

KLASIFIKASI CIDERA PADA OLAHRAGA
A. Cidera Ringan
   
Cidera ringan yaitu cidera yang di alami tidak begitu serius, namun dapat menggagu aktifitas seperti:lecet,luka,lepuh,kontuiao,hematoma dan kram.

1.cidera lecet


luka lecet merupakan luka yang di sebabkan oleh gesekan oleh benda atau lantai yang tidak halus yang menyebabkan permukaan kulit terkelupas dan berdarah namun tidak mengalami pendarahan.
 
Luka lecet, adalah sebagian kulit terkelupas dan umumnya tidak banyak perdarahan yang keluar. Luka lecet bisa disebabkan karena jatuh atau terpeleset.
 
Menurut saya Lecet adalah luka dangkal terbuka yang menimbulkan perdarahan dan kerusakan ujung-ujung saraf di kulit, yang menimbulkan rasa perih.

2.cidera luka

luka merupakan sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi (wikipedia).

Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi ketika kulit terpapar suhu atau pH, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi. Respon tubuh terhadap berbagai cedera dengan proses pemulihan yang kompleks dan dinamis yang menghasilkan pemulihan anatomi dan fungsi secara terus menerus disebut dengan penyembuhan luka (Joyce M. Black, 2001).
 
Sedangkan menurut  Taylor (1997) Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit.
Menurut  Kozier ( 1995) luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain. Luka juga dapat merujuk pada luka batin atau perasaan.


3.cidera lepuh


Lepuh (blister), secara medik disebut vesicle, adalah kantong kecil di kulit berisi cairan serous dan diameternya  1 cm disebut bula. Lepuh dapat terjadi karena gesekan atau masalah kesehatan lainnya. Berikut, penyakit dan kondisi yang bisa menyebabkan lepuh. (National Library of Medicine).


4.cidera memar (kontusio)


Memar adalah cedera yang disebabkan oleh benturan atau pukulan pada kulit. Jaringan di bawah permukaan kulit rusak dan pembuluh darah kecil pecah, sehingga darah dan cairan seluler merembes ke jaringan sekitarnya (Morgan, 1993: 63)
 
Memar  menimbulkan daerah kebiru-biruan atau kehitaman pada kulit. Bila terjadi pendarahan yang cukup, timbulnya pendarahan didaerah yang terbatas  (Hartono Satmoko, 1993:191).



5.cidera lebam (hematoma)


lebam adalah suatu jenis cedera pada jaringan tubuh, yang menyebabkan aliran darah dari sistem kardiovaskular mengendap pada jaringan sekitarnya, disebut hematoma, dan tidak disertai robeknya lapisan kulit. memar ditimbulkan oleh trauma seperti tumbukan benda tumpul dan menimbulkan rasa sakit walaupun pada umumnya tidak berbahaya. Endapan sel darah pada jaringan kemudian mengalami fagositosis dan didaurulang oleh makrofaga. Warna biru atau ungu yang terdapat pada memar merupakan hasil reaksi konversi dari hemoglobin menjadi bilirubin. Lebih lanjut bilirubin akan dikonversi menjadi hemosiderin yang berwarna kecoklatan. 

6.cidera kram

Menurut Basoeki (2005) kram otot merupakan kontraksi otot tertentu yang berlebihan, terjadi secara mendadak tanpa disadari. Otot yang mengalami kram sulit untuk menjadi rileks kembali. Bisa dalam hitungan menit bahkan jam untuk meregangkan otot yang kram itu. Kontraksi dari kram otot sendiri dapat terjadi dalam waktu beberapa detik sampai beberapa menit. Kram otot dapat terjadi pada tangan, kaki, maupun perut.

Menurut Mohamad (2001) kram otot dapat terjadi karena letih, biasanya terjadi pada malam hari, dapat pula karena dingin, dan dapat pula karena panas. Pada otot bergaris, kram dapat disebabkan kelelahan, dehidrasi atau kekurangan cairan dan elektrolit (terutama kekurangan kalium dan natrium), dapat juga akibat trauma pada tulang dan otot yang bersangkutan, atau kekurangan magnesium.

B. Cidera Sedang

Sprain dan strain merupakan bentuk cedera pada sistem musculoskeletal. Meskipun ini merupakan dua kata yang dapat dipertukarkan dalam penggunaannya, sprain dan strain merupakan dua tipe cedera yang berbeda.

1.strain

strain adalah tarikan pada otot, ligament atau tendon yang di sebabkan oleh ransanagan (stretch) yang berlebihan dalam bahasa kita di sebut” kram otot”.(smeltzer suzame.2001).




2.sprain

sprain adalah kekoyakan pada otot, ligament atau tendon yang dapat bersipat sedang atau parah,dalam bahasa kita di sebut “ keseleo”( smeltzer suzame.2001).
http://www.docstoc.com/docs/134446032/MAKALAH-DISLOKASI_-SPRAIN_-STRAIN





C. Cidera Berat

1.dislokasi


Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kekuatan sendi. Diskolasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponentulang dari tempat yang seharusnya.(arif Mansur ,dkk.2000).

2.fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer S.C & Bare B.G, 2001) atau setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves C.J, Roux G & Lockhart R, 2001).

 


Fraktur adalah terputusnya keutuhan tulang, umumnya akibat trauma. Patah tulang tertutup adalah patah tulang dimana tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Pendapat lain menyatakan bahwa patah tulang tertutup adalah suatu fraktur yang bersih (karena kulit masih utuh atau tidak robek) tanpa komplikasi (Handerson, M. A, 1992)
http://id.wikipedia.org/wiki/Fraktur_tulang
http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/fraktur-patah-tulang.html


D. Cidera Lainnya

1.kejang 

Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari aktifitasneuronal yang abnormal dan sebagai pelepasan listrik serebral yang berlebihan.
 



Kejang  adalah perubahan fungsi otak mendadak dan sementarasebagai mengakibatkan akibat dari aktifitas neounoral yang abnormaldan pelapisan pisik selebralyang berlebihan(betz sowden,2002).
Menurut Dr. Rusepno Hasan,” Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 380 C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstra kranium “

http://ddsulai.blogspot.com/2013/05/contoh-dan-pengertian-kejang-demam.html

2.syok
 Syok merupakan suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam jumlah yang memadai syok biasanya berhubungan dengan tekanan darah rendah dan kematian sel maupun jaringan.




Shock adalah kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif, kemudian diikuti perfusi jaringan dan organ yang tidak adekuat, yang akibat akhirnya gangguan metabolik selular. Pada beberapa situasi kedaruratan adalah bijaksana untuk mengantisipasi kemungkinan shock. Seseorang dengan cidera harus dikaji segera untuk menentukan adanya shock. Penyebab syok harus ditentukan (hipovolemik, kardiogenik, neurogenik, atau septik shock). (Bruner & Suddarth,2002).

Shock adalah sutu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi yang menyebabkan ketidakcukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis (Toni Ashadi, 2006).
http://updatekumpulanmakalah.blogspot.com/2013/11/makalah-patofisiologi-shock.html

3.pingsan



Pingsan merupakan suatu kondisi tubuh yang disebabkan oleh hilangnya kesadaran secara tiba-tiba karena berkurangnya aliran darah ke organ otak. Jadi bisa dikatakan bahwa pingsan merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh alami. Pingsan terjadi karena rendahnya pasokan udara serta oksigen ke otak.
 
Pingsan bisa merupakan reaksi terhadap nyeri dan kekuatan, atau karena sangat merah, sangat lelah dan kurang makan tetapi lebih sering disebabkan aktifitas fisik sudah lama berkurang. Darah terkumpul di bagian bawah tubuh sehingga hanya sedikit yang sampai ke otak. Hal ini sering terjadi di perjalanan pendakian. Misalnya terlalu lelah dalam perjalanan jauh serta teriknya matahari. (Hidayat, Toto.1997)
http://bremaja.blogspot.com/2011/10/pingsan.html

4.koma

Koma adalah situasi darurat medis ketika penderitanya mengalami keadaan tidak sadar dalam jangka waktu tertentu. Ketidaksadaran ini disebabkan oleh menurunnya aktivitas di dalam otak yang dipicu oleh beberapa kondisi.Selain tidak menyadari keadaan di sekeliling mereka, orang yang mengalami koma umumnya juga tidak dapat mendengar suara atau merespons rasa sakit. Sebagian yang mengalaminya ada yang terlihat seperti tidur, namun sebagian lagi ada yang matanya terbuka, atau bahkan ada yang terdengar seperti mengeluarkan suara. Namun tentu saja mereka tidak menyadari gerakan-gerakan ini,
http://www.alodokter.com/koma

5.dehidrasi

Dehidrasi merupakan kekurangan caiaran tubuh disebabkan jumlah cairan yang keluar lebih banyak dari pada jumlah cairan yang masuk.

Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan cairan yang disertai dengan output yang melebihi intaks sehingga jumlah air dalam tubuh berkurang (Drs. Syaifuddin, 1992).
Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak dari pada jumlah cairan yang masuk (Sri Ayu Ambarwati, 2003).

Dehidrasi adalah kehilangan cairan tubuh isotik yang disertai kehilangan antrium dan air dalam jumlah yang relatif sama. (Sylvia A. Price, 1994)

http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-dehidrasi-menurut-para-ahli.html

6.hipotermia

Hipotermia adalah pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas. (Patricia A. 2005)

Hipotermi pada BBL adalah suhu di bawah 36,5 ºC, yang terbagi atas : hipotermi ringan (cold stres) yaitu suhu antara 36-36,5 ºC, hipotermi sedang yaitu antara 32-36ºC, dan hipotermi berat yaitu suhu tubuh <32 ºC. (Yunanto, 2008:40).
http://astinorma10.blogspot.com/2013/12/makalah-hipotermi-dan-hipertermi-bbl.html
http://andriyoga7.blogspot.com/2015/04/klasifikasi-cedera-pada-olahraga.html

Selasa, 12 April 2016

Faktor warming up dan cooling down



1.Warming Up/Pemanasan
Pemanasan sebelum melakukan latihan yang berat dapat membantu mencegah terjadinya cedera. Latihan ringan selama 3-10 menit akan menghangatkan otot sehingga otot lebih lentur dan tahan terhadap cedera. Metode pemanasan yang aktif lebih efektif daripada metode pasif seperti air hangat, bantalan pemanas,ultrasonik atau lampu infra merah. Metode pasif tidak menyebabkan bertambahnya sirkulasi darah secara berarti.Latihan peregangan tampaknya tidak mencegah cedera, tetapi berfungsi memperpanjang otot sehingga otot bisa berkontraksi lebih efektif dan bekerja lebih baik. Untuk menghindari kerusakan otot karena peregangan, hendaknya peregangan dilakukan setelah pemanasan atau setelah berolah raga, dan setiap gerakan peregangan ditahan selama 10 hitungan.
Hal ini serupa dengan yang di kemukakan oleh Ozolin (1971), pemanasan itu perlu dilakukan karena sistim organisme pada waktu istirahat memiliki inersia tertentu dan seseorang hendaknya tidak membiarkan efisiensi fungsi seseorang ditingkatkan secara tibatiba. Oleh sebab itu, ada waktu tertentu yang diperlukan untuk mencapai keadaan efisinsi fisiologis yang tinggi. Ini merupakan tujuan pemanasan dalam mencapai atau mendekati keadaan dalam suasana aktivitas fisik atau pertandingan.
Dan seperti yang dikutip dari Lifemojo, Jumat (30/9/2011) yaitu:Sebelum memulai olahrga maka otot dalam tubuh dalam keadaan kaku, sehingga perlu dilakukan pemanasan untuk melonggarkannya agar siap melakukan kegiatan bertenaga dan menghindari terjadinya cedera.

2.Cooling Down/Pendinginan
             Pendinginan yaitu mengurangi latihan secara bertahap sebelum latihan dihentikan. Pendinginan mencegah terjadinya pusing dengan menjaga aliran darah.Jika latihan yang berat dihentikan secara tiba-tiba, darah akan terkumpul di dalam vena tungkai dan untuk sementara waktu menyebabkan berkurangnya aliran darah ke kepala. Pendinginan juga membantu membuang limbah metabolik (misalnya asamlaktat dari otot), tetapi pendinginan tampaknya tidak mencegah sakit otot pada hari berikutnya, yang disebabkan oleh kerusakan serat-serat otot.Manfaat pendinginan sesudah olahraga ialah mencegah otot nyeri, kaku, dan kram. Juga mengurangi denyut jantung yang sebelumnya bekerja keras dan membantu tubuh menjadi lebih segar dari sebelumnya.

Faktor latihan - latihan progresif



Latihan progresif  merupakan latihan-latihan yang menguntungkan pada saat dadakan. Perlu ditekankan prinsip-prinsip pemberian beban lebih yang bertahap dan prinsip spesifisitas dari latihan. Pemilihan metode yang tepat adalah meliputi efisiensi gerakan yang sesuai, efketifitas program latihan, termasuk FITT (frekwensi, Intensitas, Time, Tipe) yang adekuat. Gerakan yang salah harus dikoreksi dan dengan dasar gerakan yang baik.
Latihan yang baik adalah dengan adanya beban latihan, yang diperlukan selama proses berlatih melatih agar hasil latihan dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas fisik, psikis, sikap dan sosial olahragawan, sehingga puncak prestasi dapat dicapai dalam waktu yang singkat dan dapat bertahan relatif lebih lama.
Prinsip latihan adalah landasan konseptual yang merupakan suatu acuan. Prinsip latihan merupakan landasan konseptual sebagai acuan untuk merancang, melaksanakan dan mengendalikan suatu proses berlatih – melatih. beberapa prinsip latihan yang diterapkan selama proses berlatih melatih secara simultan adalah sebagai berikut :
1)      Prinsip Individual
Individual yang dimaksud adalah setiap orang memiliki kemampuan yang tidak sama antara yang satu dan yang lainnya. Artinya bahwa setiap olahragawan memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda – beda. Selain potensi dan kemampuannya berbeda, faktor kematangan, lingkungan, latar belakang kehidupan, makan dan istirahat juga ikut berpengaruh terhadap kemampuan dan cara olahragawan dalam mensikapi kegiatan latihan. Oleh karena itu, dalam menentukan beban latihan harus disesuaikan dengan kemampuan setiap individu. Dengan demikian untuk setiap olahragawan beban latihannya harus tepat sesuai dengan kemampuan dan tidak dapat disamaratakan dengan yang lainnya
2)      Prinsip Adaptasi
Organ tubuh manusia cenderung selalu mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Keadaan ini menguntungkan dalam proses berlatih – melatih, sehingga kemampuan manusia dapat dipengaruhi dan diubah melalui latihan. Latihan menyebabkan timbulnya proses adaptasi bagi organ tubuh. Berkaitan dengan prinsip progresivitas, bila beban latihan selalu ditingkatkan secara progresif, maka organ tubuh akan menyesuaikan terhadap perubahan tersebut. Tingkat kecepatan olahragawan dalam mengadaptasi setiap beban latihan berbeda -beda  antara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini antara lain tergantung dari usia olahragawan, usia (lama) latihan, kualitas kebugaran otot, kualitas kebugaran sistem energi dan kualitas (mutu) latihannya.
3)      Prinsip Beban Lebih ( Overload )
Beban latihan harus mencapai atau sedikit melampaui ambang rangsang, namun tidak boleh selalu melebihi ambang rangsang saat latihan. Hal itu akan mengakibatkan sakit dan latihan yang berlebihan (overtraining). Beban latihan harus diberikan secara progresif dan diubah sesuai dengan tingkat perubahan kemampuan olahragawan. Untuk meningkatkan kualitas fisik, cara yang harus ditempuh ialah berlatih dengan melawan atau mengatasi beban latihan. Bila tubuh sudah beradaptasi dengan beban latihan yang sudah ditentukan selama waktu tertentu, maka beban latihan berikutnya harus ditingkatkan. Oleh karena itu dalam setiap latihan harus selalu dipantau dengan cara mencatat dan melakukan tes pada waktu tertentu sebagai dasar untuk menentukan beban latihan pada latihan berikutnya. Selain itu para pelatih harus memiliki catatan mengenai biodata para olahragawan, sebagai salah satu dasar dalam menentukan beban latihan. Adapun cara meningkatkan beban latihan, antara lain melalui : (a) diperberat, (b) dipercepat, dan (c) diperlama proses pemberian bebannya.
4)      Prinsip Beban Bersifat Progresif
Prinsip ini terkait erat dengan prinsip beban lebih (overload), karena dengan pemberian beban yang bersifat progresif akan berarti juga memberikan beban yang lebih (overload). Selain itu, latihan bersifat progresif, artinya latihan harus dilakukan secara ajeg, maju, dan berkelanjutan. Ajeg berarti latihan harus dilakukan secara kontinyu, tidak kadang – kadang. Maju berarti latihan semakin hari harus semakin meningkat. Sedangkan berkelanjutan berarti dalam setiap latihan merupakan lanjutan dari proses latihan – latihan sebelumnya. Untuk itu, dalam menerapkan prinsip beban lebih harus dilakukan secara bertahap, cermat, terus – menerus, dan tepat. Artinya setiap tujuan latihan memiliki jangka waktu tertentu untuk dapat diadaptasi oleh olahragawan. Setelah jangka waktu adaptasi dicapai maka beban latihan harus mulai ditingkatkan.
5)       Prinsip Spesifikasi (Kekhususan)
Setiap bentuk rangsang akan direspons secara khusus oleh setiap olahragawan. Untuk itu, materi latihan harus dipilih sesuai dengan kebutuhan cabang olahraganya. Hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam prinsip spesifikasi, antara lain mencakup : (a) spesifikasi kebutuhan energi, (b) spesifikasi bentuk atau model latihan, dan (c) spesifikasi pola gerak dan kelompok otot yang terlibat. Contoh, bentuk latihan kelincahan pada petenis akan berbeda dengan pebolabasket.
6)      Prinsip Latihan Bervariasi
Proses latihan yang lama dan monoton akan menimbulkan kejenuhan, keengganan dan keresahan pada olahragawan, sehingga akan mengakibatkan kelelahan baik yang bersifat fisik maupun psikis. Untuk itu, dalam menyusun program latihan perlakuannya harus bervariasi, agar olahragawan terhindar dari rasa bosan (boring). Dalam memvariasikan beban latihan dapat dilakukan dengan cara mengubah bentuk atau model, tempat, sarana dan prasarana latihan serta teman berlatihnya. Namun dengan catatan, meskipun latihan di buat bervariasi, tetapi latihan harus tetap mengacu kepada tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
7)      Prinsip Pemanasan dan Pendinginan (Warming up dan cooling down)
Dalam satu pertemuan latihan selalu diawali dengan pemanasan dan diakhiri pula dengan pendinginan (penenangan). Oleh karena itu dalam satu sesi (tatap muka) laithan selalu mengandung unsur – unsur yang terdiri dari (a) pemanasan, (b) latihan inti, (c) latihan suplemen, dan (d) penutup. Untuk mengantar memasuki latihan ini harus melakukan pemanasan sesuai kebutuhan gerak cabang olahraganya. Setelah latihan ini diperlukan latihan suplemen yang dapat berupa bermain atau bentuk latihan fisik dengan intensitas yang disesuaikan dengan tujuannya. Untuk itu pada akhir latihan diperlukan gerak – gerak yang ringan untuk mengantarkan proses secara fisiologis agar tubuh kembali normal secara bertahap dan tidak mendadak.
8)      Prinsip Periodisasi (Latihan Jangka Panjang)
Proses pelaksanaan latihan harus selalu mengacu pada periodisasinya, karena periodisasi merupakan pentahapan dan penjabaran dari tujuan lathan secara keseluruhan. Adapun tujuan akhir dari suatu proses latihan adalah mencapai prestasi optimal. Untuk dapat meraih prestasi terbaik, memerlukan proses latihan dan jangka waktu yang panjang. Oleh karena berbagai kemampuan dan keterampilan harus dikuasai, sehingga diperlukan waktu yang lama agar olahragawan dapat mengadaptasi dan mengaplikasikannya ke dalam bentuk gerak yang otomatis. Dalam mencapai penampilan terbaiknya, olahragawan memerlukan waktu dan latihan antara 8 sampai 12 tahun yang dilakukan secara teratur, intensif dan progresif. Untuk itu latihan yang memerlukan waktu cukup lama tersebut, pentahapan tujuannya dijabarkan ke dalam periode – periode tertentu (periodisasi).
9)      Prinsip Berkebalikan (Reversibilitas)
Arti dari berkebalikan (reversibiltas) yaitu bila olahragawan berhenti dari  latihan, maka kualitas organ tubuhnya akan mengalami penurunan secara otomatis. Adaptasi yang terjadi sebagai akibat dari hasil latihan akan menurun atau bahkan hilang, bila tidak dipraktekan atau dipelihara melalui latihan kontinyu. Untuk itu prinsip progresif harus selalu dilaksanakan agar kemampuan dan keterampilan olahragawan tetap terjaga baik.
10)   Prinsip Beban Moderat (Tidak Berlebihan)
Keberhasilan latihan jangka panjang, yang dijabarkan pentahapannya ke dalam periodisasi latihan, akan tergantung pada pembebanan yang moderat atau tidak berlebihan. Artinya, pembebanan harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan anak latih, sehingga beban latihan yang diberikan tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu ringan. Sebab, bila beban latihan terlalu ringan tidak akan berdampak terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan. Sebaliknya, bila beban terlalu berat akan mengakibatkan cidera dan bahkan sakit atau disebut overtraining.
11)   Prinsip Latihan Sistematik
Prestasi olahragawan sifatnya adalah labil dan sementara, sehingga prinsip latihan harus sistematik berkaitan terutama dengan takaran (dosis) dan skala prioritas dari sasaran latihan. Setiap sasaran latihan memiliki aturan dosis yang berbeda – beda, sehingga akan membantu proses  adaptasi ke dalam organ tubuh. Dosis latihan yang selalu berat setiap tatap muka akan menyebabkan overtraining, sebaliknya dosis yang selalu ringan tidak memiliki dampak pada organ tubuh. Oleh karena itu latihan harus dilakukan secara sistematik, sehingga perlu skala prioritas latihan disesuaikan dengan tujuannya. Adapun skala prioritas latihan merupakan urutan sasaran latihan utama yang disesuaikan dengan periodisasi. Senagai contoh urutan latihan secara garis besar selalu dimulai dari latihan fisik, teknik, strategi dan taktik, aspek psikologis dan kematangan bertanding.

Selasa, 05 April 2016

Cidera karena faktor psikologi



Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari kata  Psychology dalam bahasa Yunani kuna yang merupakan gabungan dari kata psyche (ψυχή) dan logia (-λογία). Psyche berarti jiwa dan logia atau logos berarti ilmu. Secara etimologis, psikologi diartikan sebagal ilmu tentang jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah jarang dipakai dan diganti dengan istilah psikis.
  Berikut ini adalah pengertian psikologi menurut para ahli:
Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat  secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.
Menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
Menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
Dalam wikipedia, Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang  mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah.
            Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari. Para praktisi dalam bidang psikologi disebut para psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku.
1.      IQ intelegensi
Menurut David Wechsler Kecerdasan atau yang biasa di kenal dengan IQ (intelligence quotient) adalah istilah umum yang di gunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan,seperti kemampuan menalar,merencanakan,memecahkan masalah,berpikir abstrak,memahami gagasan,menggunakan bahasa, dan belajar.Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang di miliki oleh individu dalam berfikir rasional.Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ.Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang di miliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis.
Ada beberapa faktor di dalam nya yaitu :
·         Bakat
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. 
Contoh seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat.
Jenis-jenis bakat antara lain sebagai berikut:
1.      Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya setiap orang memiliki.
2.      Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga.
·         Pengalaman
            Pengalaman adalah kejadian yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung dsb) baik yang sudah lama atau baru saja terjadi. Pengalaman bisa berupa :yang terpenting dari pengalaman adalah hikmah atau pelajaran yang bisa diambil.
Menceritakan Berbagai Pengalaman Pribadi dengan Pilihan Kata dan Ekspresi yang Tepat
Ringkasan Mari:
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993) pengalaman diartikan: (n) yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung, dan sebagainya). Berbagai pengalaman bisa saja terjadi pada diri setiap orang, baik pengalaman lucu, mengharukan, menyedihkan, menggembirakan, maupun membanggakan.
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Suatu pembelajaran juga mencakup perubahaan yang relatif tepat dari perilaku yang diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktek. (Knoers & Haditono, 1999).
v Pengalaman lucu adalah pengalaman yang menggelikan hati, jenaka, atau mampu menimbulkan tertawa.
v Pengalaman mengharukan adalah pengalaman yang mampu menimbulkan rawan hati atau merawankan hati karena mendengar / melihat sesuatu. 
v Pengalaman menyedihkan adalah pengalaman yang menimbulkan rasa sedih atau (pilu) dalam hati atau menyusahkan hati.
v Pengalaman menggembirakan adalah pengalaman yang menjadikan seseorang gembira atau membangkitkan rasa gembira.
v Pengalaman membanggakan adalah pengalaman yang menimbulkan rasa bangga atau menjadikan besar hati. 
·         Pendidikan
Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003, adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa pendidikan berasal dari kata “didik” dan mendapat imbuhan berupa awalan ‘pe’ dan akhiran ’an’ yang berarti proses atau cara perbuatan mendidik. Maka definisi pendidikan menurut bahasa yakni perubahan tata laku dan sikap seseorang atau sekelokmpok orang dalam usahanya mendewasakan manusia lewat pelatihan dan pengajaran.
Menurut Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, pengertian pendidikan yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak yang bermaksud menuntun segala kekuatan kodrati pada anak-anak itu supaya mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat mampu menggapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
·         Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti "dorongan" atau rangsangan atau "daya penggerak" yang ada dalam diri seseorang. Menurut Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al. (2000), motivasi didefenisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan. Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak (Sargent, dikutip oleh Howard, 1999) menyatakan bahwa motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya (Siagian, 2004).
·         Motivasi terbagi 2 yaitu :
1. Motivasi Internal
Motivasi internal adalah motivasi yang timbul dari diri sendiri. Motivasi internal adalah motivasi yang paling kuat karena tidak dapat di pengaruhi oleh motivasi eksternal atau lingkungan. Motivasi internal juga tidak dapat di pengaruhi oleh motivasi eksternal atau pun sebaliknya motivasi eksternal tidak dapat di pengaruhi oleh motivasi internal.
2. Motivasi Eksternal
Motivasi eksternal adalah motivasi yang timbul dari luar atau lingkungan,orang lain,dsb. Motivasi ini tidak sekuat motivasi internal karena harus mendapatkan dorongan dari luar agar bisa timbul.
·         Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, temparmen, ciri khas dan juga prilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi & tempramen tersebut akan terwujud dalam tindakan seseorang kalau di hadapkan kepada situasi tertentu. Setiap orang memiliki kecenderungan prilaku yang baku/berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang sedang di hadapi, sehingga jadi ciri khas pribadinya.
Lalu menurut, Yinger – Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
Kepribadian terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Kepribadian positif
sikap positif artinya perilaku baik yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma kehidupan yang berlaku dalam masyarakat.
Ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian positif:
Ø  Percaya diri
Ø  Gembira dan senang
Ø  Sehat
Ø  Terkontrol
·         Kepribadian negatif
sikap negatif ialah sikap yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma kehidupan yang berlaku dalam masyarakat atau bahkan bertentangan.
Ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian negatif:
Ø  Cemburu
Ø  Bersifat kewanitaan
Ø  Penakut